PROFIL SAYA ^_^
NAMA : DINIATI
PUTRI
NIM : A1C111003
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS : FKIP
UJIAN MID SEMESTER
MATAKULIAH : KIMIA ORGANIK 2
SKS :
3SKS
DOSEN PENGAMPU : Dr. Syamsurizal, M.Si
SOAL
1. Asam karboksilat dapat ditransformasi menjadi beberapa turunan. Buatlah skema reaksi perubahan dari suatu ester menjadi amida selanjutnya target akhirnya adalah benzoil khlorida.
2.
Temukan manfaat dari benzoil khlorida, jelaskan bagaimana mekanisme senyawa
benzoil khlorida berperan.
3.
Bila benzoil khlorida dikonversi menjadi asam benzoat. Buatlah tiga contoh
turunan asam benzoat sebagai model, kemudian jelaskan pengaruh efek resonansi
terhadap kekuatan tiga jenis asam benzoat yang anda modelkan.
4.
Usulkan turunan asam benzoat yang anda gunakan pada soal no.3 dapat
dibiodegradasi oleh suatu mikroorganisme, bagaimana hasil akhir penguraiannya?
Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut :
1. Asam
karboksilat ialah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki gugus fungsinya
adalah –COOH. Asam karboksilat dapar di transformasikan menjadi beberapa
turunannya dengan berbagai reaksi, turunannya adalah Asil klorida, anhidra
asam, asil halida, amida dan ester.
Langkah
pertama yang saya lakukan adalah memilih terlebih dahulu asam karboksilat yang
di transfprmasikan menjadi ester, hal ini saya lakukan agar mekanisme reaksinya
jelas dan lengkap.
Asanm
karboksilat yang gunakan adalah Asam benzoat dimana jika asam benzoat direaksikan
dengan etanol akan menhasilkan sebuah ester yaitu etil benzoat dan hasil
sampingnya adalah air. Berikut reaksinya :
Selanjutnya
untuk mengubah ester menjadi amida, dengan cara mereaksikan etil benzoat dengan
amoniak sehingga menghasilkan sebuah amida yaitu benzamida dan hasil sampingnya
adalah etanol. Berikut reaksinya :
Kemudian untuk
mendapatkan target akhir pertransformasian dengan terget akhir menjadi benzoil
klorida adalah mengubah amida menjadi asil klorida dengan cara mereaksikan
benzamida dengan pereaksi SOCl2, PCl5, atau PCl3.
Berikut ini adalah mekanisme perubahan amida menjadi benzoil klorida
Pada mekanisme reaksi yang telah saya buat,
dapat di simpulkan benzamida yang direksikan dengan SOCl2 merupakan
reaksi yang lebih aman dibandingkan mengunakan pereaksi PCl3 atau
PCl5 karena reaksi antara benzamida dengan SOCl2
menghasilakn benzoil klorida dan hasil sampingnya SO2 dalam wujud
gas yang mudah menguap sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan.
Jadi,
Pemaparan jawaban saya diatas adalah perubahan ester menjadi amida kemudian
menjadi asil klorida dengan senyawa ester yang saya gunakan adalah etil benzoat
ditransformasi menjadi benzamida kemudian di transformasi lagi menjadi benzoil
klorida sebagai target akhir reaksi.
2. Benzoil
klorida dapat di temukan pada kandungan atau komposisi sebuah obat anti jerawat
yang berbentuk gel, jelly ,atau losion seperti salep, krim jerawat dan bentuk
lainnya.
Benzoil klorida dapat di gunakan didalam komposisi obat anti jerawat jika telah direaksikan dengan natrium peroksida mengasilkan benzoil peroksida dan hasi sampingnya adalah natrium klorida ( garam natrium). Berikut ini adalah mekanisme reaksinya :
Setelah itu barulah benzoil klorida dapat bermanfaat sebagai suatu zat untuk mengurangi bakteri Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri anaerob penyebab infeksi jerawat pada kulit. biasanya didalam 1 sachet atau 1 kotak gel obat anti jerawat benzoil peroksida di kombinasikan dengan campuran bahan atau zat-zat lain seperti HMPC ((Hydroxy Propyl Methyl Celullose), Propilenglikol, Metilparaben, dan aquades. memformulasi antara gel benzoil peroksida dengan pembawa HPMC dapat menyembuhkan infeksi jerawat pada kulit.
3. Bila benzoil klorida dapat dikonversikan menjadi asam benzoat, hal ini dapat dilakukan dengan cara mereaksikan asam benzoil klorida dengan air menghasikan asam benzoat dengan hasil samping adalah asam klorida. Dengan mengalami reaksi hidrolisis maka benzoil klorida dapat di transformasi menjadi asam karboksilat.
Berikut ini adalah mekanisme reaksinya :
Kemudian saya mengambil 3 contoh turunan
asam benzoat yang saya pilih adalah : asam asetil salisilat, natrium benzoat
dan asam tereflalat.
Disini saya mencoba membuat suatu
mekanisme reaksi penurunan turunan asam benzoat menjadi 3 model asam yang saya
pilih, mekanismenya sebagai berikut :
Saya mencoba membuat mekanisme reaksi
efek resonansi yaitu sebagai berikut :
efek resonansi bagi
asam asetil salisilat, natrium benzoat dan asam tereflatat sangat di pengaruhi oleh
beberapa faktor dalam mekanisme reaksi masing-masing turunan asam benzoat
tersebut. Suatu mekanisme donasi (pemberian) atau penarikan
elektron dari suatu
inti benzena
oleh substituen, yang terjadi oleh
adanya overlap orbital p milik subtituen dengan elektron pi pada atom C
benzena. Ada suatu istilah
seperti ini Bila resonansi masuk ke dalam cincin benzena = ( R +) merupakan
efek aktivator . efek resonansi (R+) jauh lebih kuat daripada efek
induksi (I-).
Seperti
yang saya katakan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
mekanisme reaksi masing-masing turunan asam benzoat tersebut adalah sebagai
berikut :
Efek resonansi mengakibatkan terjadinya
efek induksi dimana terjadinya delokalisasi dalam cincin aromatik mengakibatkan
kurang stabilnya suatu cincin benzena, hal ini mengakibatkan tidak adanya cela
untuk melepaskan atom C atau adanya kerapatan yang sangat tinggi pada sekitar
atom H untuk berikatan dengan atom dari senyawa lain. Kemudian kerapatan suatu
elektron yang sama dapat mengakibatkan elektron dapat digunakan secara bersama
dan kerapatan elektron tidak akan berpisah jika antara kedua elekron semakin
rapat antara kedua elektron yang di pakai bersama tersebut. Jika suatu cincin
aromatik stabil maka mudah sekali atom C berikatan dengan atom lain contoh
cincin aromatik stabil yaitu fenol. efek resonansi juga mengakibatkan cincin
aromatik kurang stabil inilah yang menyebabkan turunan asam bersifat sangat
asam, semakin tidak stabil suatu asam maka semakin tinggi sifat keasamannya.
Jadi, Menurut saya antara ketiga turunan
asam benzoat tersebut sifat keasaman yang paling tinggi adalah asam tereflatat,
karena memiliki struktur asam yang hampir sama dengan asam benzoat yaitu
memiliki 2 gugus –COOH. Ini disebabkan karena asam benzoat memiliki efek
resonansi yang tinggi mengakibatkan terjadinya efek induksi maksudnya adalah
pada asam benzoat tidak adanya cela untuk melepas atom C nya karena pada daerah
sekitar atom H memiliki kerapatan yang sangat tinggi sehingga sulit untuk
terserang atom dari senyawa lain untuk pemakaian elektron secara bersama.
4. Turunan
asam benzoat yang saya usulkan adalah natrium benzoat asam tereflatat yang
digunakan sebagai serat
sintetik polyester yang terdapat dalan komposisi botol plastik minuman minuman,
asam tereflatat dapat digunakan dalam botol plastik minuman dengan cara
diesterifikasi terlebih dahulu menjadi Polietilena tereftalat yang di dapat dari esterifikasi antara asam
tereflatat dengan etilen glikol yang menghasilkan polietilen dan hasil
sampingnya adalah H2O ( air ).
Berikut ini adalah mekanisme reaksinya :
polietilena tereflatat berasaldari esterifikasi asam tereflatat dan
etilen glikol ini,
sebenarnya jenis plastik yang berasal dari polietilena saja, sangatlah sulit di
biodegradasi di alam karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
terbiodegradasi dalam keadaan di alam.
Polietilen Tereftalat (PET) dapat
dijadikan plastik biodegradabel. Plastik biodegradabel merupakan plastik yang
dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional akan tetapi plastik
biodegradabel terbuat dari material yang dapat diperbaharui. pada proses
pembuatan plastik biodegradasi dapat di tambahkan pati yang berasal dari
tumbuhan sehingga plastik biodegradabel ini mudah dibiodegradasi oleh
mikroorganisme, mikroorganisme yang dapar men deodegradasi polietilena tereflatat
Penambahan pati pada plastik yang berasal dari polietilena tereflata ini akan
menjadikan plastik bersifat rapuh dan rentan mengalami kerusakan dengan bantuan
gelatin. Mikroorgamisme yang dapat mendegradasi polietilena tereflatat pada
plastik adalah . Sphingomonas dan Pseudomonas.
Proses biodrgradasi yang terjadi pertama kali dari senyawa-senyawa yang
terkandung pada tanaman seperti selulosa dan protein yang hancur terurai oleh
aktivitas mikroorganisme menghasilkan hasil
akhir mekanisme reaksinya adalah berupa air (H2O) dan gas
karbondioksida (CO2) yang kemudian habis terpakai dan dibuang ke
lingkungan. Sehingga plastik yang model seperti ini tidak membahayakan
lingkungan hidup.